Arsip:

Rilis

UGM Persiapkan Mahasiswa untuk Ikuti Program Magang dan Studi Independen MBKM

Guna mempersiapkan mahasiswa sebelum terjun ke lapangan kerja, Kemendikbudristek merilis Program Magang dan Studi Independen Bersertfikat (MSIB) sebagai salah satu rangkaian program MBKM. Langkah ini disambut baik oleh UGM dengan mengadakan sosialisasi Program MSIB pada Selasa (10/1).

Sosialisasi dan arahan program MSIB UGM ini diketuai oleh Muhsin Al Anas. “Berdasarkan survei tahun 2022, tingkat kompetitif tenaga kerja Indonesia saat ini berada pada peringkat 80 dari 182 negara. Oleh sebab itu, muncul upaya transformasi pendidikan di Indonesia, salah satunya adanya Program MSIB ini,” tutur Muhsin. read more

Mengenal Hikapel, Melon Mirip Apel Yang Lahir dari Komplain Emak-Emak

Siapa sih yang suka diomelin emak-emak? Pastinya bikin dongkol dan bete kan ya. Namun, siapa sangka dari omelan emak-emak ini bisa lahir sebuah inovasi luar biasa! Adalah melon Hikapel, melon dengan kenampakan seperti buah apel yang kemunculannya berawal dari keluhan emak-emak, besutan peneliti Fakultas Biologi UGM.

Prof. Dr., Budi Setiadi Daryono., M.Agr.Sc, inventor melon Hikapel, mengungkapkan kelahiran melon Hikapel berawal dari keluhan para emak-emak perkumpulan sosialita di Yogyakarta dan Jakarta. Pada tahun 2011 para emak-emak tersebut ditawari produk hasil risetnya yaitu Melodi Gama 1, 2, dan 3 serta melon GMB dan Tacapa yang dirakit dari tahun 2008-2010. Pada momen tersebut mereka mengeluhkan berat dan besarnya buah melon pada umumnya.  Bahkan, besar dan berat melon ada yang menyerupai buah semangka. Kondisi itu menjadikan buah tidak praktis dibawa maupun dikonsumsi. read more

FT UGM Kembangkan Aplikasi Mobile Untuk Deteksi Kesehatan Gigi dengan Foto

Data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018 mencatat lebih dari separuh penduduk Indonesia mengalami masalah gigi dan hanya sekitar 7% anak di Indonesia yang terbebas dari penyakit gigi berlubang (karies). Namun, hanya sekitar 10% penduduk Indonesia yang mengakses layanan kesehatan gigi. Hal itu antara lain dikarenakan masyarakat belum menyadari adanya masalah kesehatan gigi dan mulutnya.

Berawal dari kondisi tersebut, Tim Riset Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, yang dipimpin oleh Dr. Eng. Igi Ardiyanto, S.T., M.Eng, berinisiatif melakukan riset untuk mencari solusi membantu mengatasi masalah-masalah tersebut. Riset dilakukan bekerja sama dengan PT Ceria Inovasi Internasional (KLINIKOO) read more

Persentase Nyamuk Ber-Wolbachia di Bantul Capai Lebih dari 76 Persen

Sejak akhir tahun 2021, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada yang didukung oleh World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta dan Yayasan Tahija menjalin kerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul dalam penerapan metode penanganan penyebaran virus dengue dengan menggunakan bakteri alami yang disebut Wolbachia.

Program ini bernama Wolbachia wis Masuk Bantul (WoW Mantul). Sebanyak 22.154 ember berisi telur nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia telah dititipkan di rumah Orang Tua Asuh pada bulan Mei dan hingga akhir Desember persentase nyamuk ber-Wolbachia di Bantul telah stabil tinggi di 76,8%. read more

FKKMK UGM Kembangkan Health Promoting School

Pandemi Covid-19 yang sudah lebih dari dua tahun menimbulkan rasa jenuh. Tak terkecuali di Yogyakarta, data saat ini memperlihatkan terjadinya kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia. Peningkatan tersebut disinyalir karena munculnya varian baru XBB yang lebih cepat menular.

Banyak pula sekolah saat ini melaporkan kasus siswanya sakit dengan keluhan demam, batuk dan pilek. Hal ini tentunya mengundang kekhawatiran dan tanya sekolah, apakah siswa-siswa yang sakit tersebut terkait hubungannya dengan varian baru Covid-19? Lantas bagaimana sekolah merespons? Akankah sistem pembelajaran kembali dilakukan secara daring? read more

Wolbachia, Inovasi dalam Pengendalian Dengue Global

Demam berdarah dengue masih menjadi ancaman dunia kesehatan. Pengendalian vektor menjadi salah satu poin penting yang perlu diperhatikan dalam upaya pencegahan dengue. Head of the Veterinary Public Health, Vector Control and Environment unit at the Department of Control of Neglected Tropical Diseases of WHO, Dr. Raman Velayudhan, menyampaikan ada beragam tantangan dalam pengendalian vektor terutama berkaitan dengan dengue. Beberapa diantaranya yaitu meningkatnya resistensi insektisida, meningkatnya temperatur global, cuaca ekstrem, penggunaan lahan, kenaikan dalam perdagangan dan perjalanan antar negara, evolusi resistensi perilaku, dan urbanisasi. read more

Mahasiswa UGM Kembangkan Alat Penjernih Minyak Jelantah

Mahasiswa UGM mengembangkan alat peniris kerupuk terintegrasi dengan penjernih minyak jelantah. “Alat ini mudah digunakan dan membantu UMKM yang memproduksi kerupuk untuk meningkatkan daya tahan serta kualitas kerupuk,” kata ketua tim pemgembang alat, Ahmad Sirrullah, Rabu (23/11). Ahmad menyampaikan pengembangan alat peniris dan penjernih minyak jelantah bermula dari permasalahan pada kerupuk di Indonesia. Umumnya kerupuk cepat tengik, melempem, dan cita rasa berubah dibandingkan saat digoreng dengan minyak yang baru. Permasalahan tersebut menyebabkan kerupuk rusak dan tidak terjual. Berawal dari kondisi itu mereka berupaya mencari solusi untuk mengatasi persoalan tersebut. “Harapannya, melalui implementasi alat ini produsen kerupuk dapat memperoleh keuntungan maksimal,”tutur mahasiswa Kimia UGM ini. Ahmad bersama empat rekannya yaitu Dzulfiqar Rafli Haryanto (Kimia), Dinda Iffana Silma (Teknik Kimia), Baihaqi Ghozali Hidayat (Teknik Mesin), dan Rangga Satria Wicaksana (Teknik Mesin). Lebih lanjut Ahmad menjelaskan alat peniris yang dijual di pasaran pada umumnya tidak dilengkapi dengan fitur penjernih minyaknya. Sementara alat yang mereka kembangkan mempunyai tambahan fitur penjernih minyak dengan tiga bahan adsorben yaitu arang aktif, zeolit, dan bentonit. Cara penggunaan alat tergolong mudah. Kerupuk yang telah digoreng akan dimasukkan ke dalam alat peniris agar kerupuk tidak banyak mengandung minyak. Kerupuk yang telah ditiriskan akan menjadi kerupuk yang tidak berminyak, renyah, tidak mudah melempem, dan tidak tengik. “Alat peniris ini berbeda dengan peniris pada umumnya. Terdapat modifikasi 4 tiang penyangga yang tersambung dengan mesin peniris, memudahkan saringan mudah dilepas pasang dan praktis,” imbuh Baihaqi. Lalu, minyak hasil penirisan akan dijernihkan dengan tiga tabung penjernih dengan masing-masing tabung berisi arang aktif, zeolit, dan bentonit. Minyak yang telah dijernihkan aman dan dapat digunakan untuk penggorengan kembali dengan ketentuan standar SNI. Baihaqi mengatakan untuk mencegah remuknya kerupuk, mereka menambahkan dimmer untuk mengatur kecepatan putar mesin peniris. Getaran dari alat baik dan sesuai, ditandai dengan saat kecepatan maksimal, memiliki getarannya minim sehingga kerupuk tidak akan rusak. Alat peniris dan penjernih minyak jelantah karya mahasiswa UGM telah diterapkan langsung di UMKM Matahari yang berlokasi di Dusun Gandu, Desa Sendangtirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta untuk meningkatkan kualitas kerupuk dan kualitas minyak jelantah. Hasilnya, kualitas kerupuk meningkat dan keuntungan yang diperoleh mitra semakin meningkat. “Alat peniris sangat meningkatkan kualitas kerupuk karena mampu menghasilkan 167 ml minyak dari 1 kg kerupuk dengan pemutaran mesin peniris selama 1 menit.  Penirisan minyak yang dihasilkan lebih banyak daripada ditiriskan tanpa alat yaitu 36 ml/kg,”ungkapnya. Inovasi yang dihasilkan para mahasiswa muda ini tidak hanya membantu dalam mengurai persoalan dalam produksi kerupuk. Alat yang dikembangkan juga berhasil mendapatkan dana hibah pelaksanaan program dari Program Kreativitas Mahasiswa Penerapan IPTEK (PKM-PI) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI tahun 2022 dan lolos melaju ke PIMNAS di Malang pada awal Desember mendatang. Endin Syaifuddin S.Ag selaku pemilik UMKM Kerupuk Matahari mengungkapkan hadirnya alat peniris dan penjernih minyak jelantah menjadikan kerupuk lebih renyah, tidak cepat melempem, dan tidak tengik. Dengan ketahanan kerupuk yang baik, tidak ada kerupuk rusak meningkatkan daya jual kerupuk. “Dengan ketahanan yang baik dan tidak ada kerupuk yang rusak menjadikan semua kerupuk laku terjual. Selain itu, UMKM Kerupuk Matahari mampu menghemat pembelian minyak goreng sampai 30 liter/bulan,” paparnya. Penulis: Ika

UGM Menggelar Pembekalan Mahasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi

Program Beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan akses dan kesempatan belajar di perguruan tinggi bagi lulusan Sekolah Menengah Atas atau sederajat yang memiliki potensi akademik baik, tetapi memiliki keterbatasan akses pendidikan tinggi. Program ADik merupakan bentuk keberpihakan pemerintah untuk membantu perguruan tinggi mencari dan menjaring calon mahasiswa dari daerah Papua, Papua Barat, Daerah 3T (terdepan, terluar dan tertinggal) serta anak TKI. Universitas Gadjah Mada turut mendukung program pemerintah dalam meningkatkan akses dan kesempatan belajar di perguruan tinggi bagi lulusan SMA atau sederajat dari daerah Papua, Papua Barat, Daerah 3T (terdepan, terluar dan tertinggal) serta anak TKI. Pada tahun 2022, UGM menerima mahasiswa baru penerima beasiswa ADik sebanyak 33 mahasiswa. read more

UGM Dampingi Bumdes Kadilanggon Produksi Pakan Konsentrat Domba

Laboratorium Biokimia Nutrisi, Fakultas Peternakan UGM bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Klaten sepakat melaksanakan kegiatan pemberdayaan dan pendampingan usaha budi daya ternak domba dalam rangka pengembangan kawasan mandiri pangan di Desa Kadilanggon, Wedi, Klaten yang akan dijadikan sentra pengembangbiakan ternak domba. Rencananya, pelaksanaan program Kampung Domba dibagi menjadi tiga tahapan, yakni dimulai dengan pembuatan pabrik pakan konsentrat dan lahan hijauan pakan ternak. Lalu, pengembangan pembibitan dan penggemukan domba. Selanjutnya pengembangan usaha kemitraan antara Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan masyarakat. read more

UGM Rancang Program KKN Pengelolaan Sampah

Universitas Gadjah Mada merancang program pengelolaan sampah yang akan diterapkan di masyarakat melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) mulai tahun ini.

Pada tahap awal, program ini akan menyasar desa-desa di sekitar kampus UGM seperti Desa Sinduadi dan Caturtunggal di Kabupaten Sleman, serta Baciro di wilayah Kota Yogyakarta.

“Ada dua pendekatan, pertama di hulu bagaimana  mengurangi jumlah sampah yang masuk ke TPA, dan kedua pengolahannya. Nanti mahasiswa yang akan bergerak dan pelatihannya ada di Pusat Inovasi Agroteknologi,” terang Direktur Pengabdian kepada Masyarakat UGM, Dr. dr. Rustamaji, M.Kes., Minggu (9/10). read more

Accessibility Toolbar