UGM sebagai PTN-BH memiliki tugas mengembangkan universitas baik dalam bidang akademik maupun non akademik. Saat ini universitas dituntut untuk agile dan fleksibel sebagai sebuah organisasi. Dalam praktiknya, proses monitoring pelaksanaan program merupakan hal yang krusial.
“Saat ini kami meluncurkan sistem manajemen kinerja pegawai PERFORMA+ UGM yang merupakan suatu sistem untuk mengakomodasikan manajemen kinerja pegawai,” ujar Supriyadi, M.Sc., Ph.D., CA., Ak., Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Keuangan, dan Sistem Informasi, dalam Peluncuran dan Sosialisasi Manajemen Kinerja Pegawai dan Aplikasi PERFORMA+ UGM pada Rabu (27/10).
PERFORMA+ ini sebagai salah satu bentuk perubahan dan penyesuaian UGM untuk menjawab tuntutan yang ada. Continuous improvement ini harus terus dilakukan.
Prof. Dr. Ir Bambang Agus Kironoto, Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Aset, menjelaskan PERFORMA+ UGM ini diharapkan dapat mampu mempermudah dan mendorong karyawan dan tenaga pendidik UGM memiliki kinerja yang lebih baik dan dapat mewujudkan sistem insentif atau penghargaan yang lebih baik.
Ia menuturkan dalam waktu 5 tahun kedepan 1.300 karyawan akan memasuki purna tugas dengan rincian 900-an tenaga pendidik dan 400-an adalah dosen. Dengan begitu, PERFORMA+ UGM merupakan salah satu upaya sebagai langkah strategis dalam Bidang Manajemen Sumber Daya di UGM.
“Pengembangan teknologi informasi harus disiapkan dengan baik sehingga pekerjaan yang saat ini masih dilakukan dengan manual kedepannya dapat dilayani dengan teknologi informasi,” ujar Bambang.
Devi Anantha, S.E, Asisten Deputi Manajemen Kinerja dan Kesejahteraan Sumber Daya Manusia Aparatur Kementerian PANRB, menjelaskan bahwa kebijakan mengenai Manajemen Kinerja PNS terus dituntut untuk memiliki perbaikan dan pengembangan yang berkelanjutan.
“Saat ini kinerja organisasi belum selaras atau belum bisa dikaitkan kepada kinerja individu,” ujar Devi saat menjelaskan isu yang saat ini dihadapi oleh Manajemen Kinerja PNS.
Dr. Ratminto, M.Pol, Admin., Direktur Sumber Daya Manusia Universitas Gadjah Mada, menuturkan substansi perubahan yang terjadi yaitu sistem manajemen kinerja lebih terkait langsung dengan visi misi dengan KPI sehingga akan ada keselarasan antara kinerja organisasi, unit, sub unit, hingga individu.
“Sehingga kinerja individu akan berkaitan langsung dengan kinerja sub unit maupun unit dan kinerja sub unit atau unit dapat mensupport kinerja organisasi,” jelas Raminto.
Selengkapnya disini.
Penulis: Khansa