Layanan Plagiarism Check, Upaya Meningkatkan Kuantitas dan Kualitas Publikasi

Berbagai kasus plagiarisme masih sering terjadi di dunia pendidikan. Praktik plagiarisme pun terkadang ditemui dalam tulisan-tulisan di jurnal internasional, artikel media, hingga di karya-karya tulis semacam skripsi, tesis dan disertasi.

Sebagai upaya meningkatkan kuantitas dan kualitas publikasi artikel ilmiah sivitas akademika UGM yang bebas unsur plagiarisme, Direktorat Penelitian UGM membuka Layanan Plagiarism Check untuk Publikasi Manuskrip di Jurnal dan Prosiding Internasional.

Ratih Fitria Putri, S.Si., M.Sc., Ph.D, Kepala Subdirektorat Publikasi Ilmiah dan Kekayaan Intelektual, Kantor Direktorat Penelitian UGM mengatakan dalam beberapa tahun terakhir ini para dosen dan mahasiswa telah memanfaatkan dengan cara mengakses melalui website Direktorat Penelitian UGM.

“Sebenarnya di fakultas-fakultas atau unit-unit di UGM bisa juga mengakses. Jadi di setiap fakultas ada, terutama di perpustakaan untuk layanan uji teks similarity,”katanya di UGM, Rabu (21/8).

Meski begitu, kata Ratih, ada sedikit perbedaan antara layanan yang diberikan di fakultas atau unit dengan di Kantor Direktorat Penelitian UGM. Untuk uji teks similarity di Subdirektorat Publikasi Ilmiah dan Kekayaan Intelektual, Kantor Direktorat Penelitian UGM fokus pada pengecekan naskah-naskah atau tulisan yang akan diterbitkan untuk jurnal-jurnal bereputasi internasional.

Sedangkan di fakultas atau unit-unit uji tek similarity untuk pengamanan hasil karya dosen atau mahasiswa, seperti skripsi, tesis atau disertasi dan lain-lain. Dengan layanan uji teks ini akan diketahui seberapa besar persentase kesamaan dengan tulisan-tulisan atau naskah yang pernah ada.

“Kalau di kami lebih kepada data manuscript yang ingin disubmitkan ke suatu publisher. Kita bantu cek seberapa besar kemungkinan kesamaannya, kalau besar plagiarismenya kita memberi saran kepada yang mengajukan untuk melakukan perbaikan frase atau ralat kalimat naskahnya,” ujarnya.

Ratih menandaskan uji teks similarity di fakultas lebih untuk mengamankan dari sisi akademik atau academic reputable semisal skripsi, tesis, disertasi, sementara uji teks similarity di Direktorat Penelitian UGM lebih kepada reputable peneliti atau seorang dosen, atau mahasiswa.

“Ya artinya aman tidak ada permasalahan plagiat sebelum submit ke suatu publisher bisa jurnal, buku dan sebagainya,” terangnya.

Lebih lanjut Ratih menerangkan dalam menjalankan program ini, Subdirektorat Publikasi Ilmiah dan Kekayaan Intelektual, Kantor Direktorat Penelitian UGM bekerja sama dengan jasa pelayanan software untuk uji teks similarity dengan sistem kontrak. Karenanya di Direktorat Penelitian UGM setiap tahunnya memfasilitasi sekitar 500-600 artikel.

Hanya saja di akhir tahun jumlah tersebut tersisa 200 kuota. Sisa ini pun kadang dimanfaatkan para dosen, mahasiswa, pusat studi dan fakultas manapun.

“Yang penting harus kita sampaikan, kita di Publikasi Ilmiah Ditlit UGM tidak berhak menentukan naskah atau tulisan lolos atau tidak untuk penerbit, karena masing-masing penerbit memiliki standarnya masing-masing,” ucapnya.

Disebutnya satu publisher dengan publisher lain mematok tingkat plagiarisme tidak sama. Ada publisher mematok kesamaan kalimat 17 persen bisa lolos, namun ada juga yang mematok 15 persen. Bagaimanapun UGM tidak memiliki wewenang mencampuri soal persentase tingkat kesamaan tulisan kepada penerbit.

Meski berkinerja berbasis untuk jurnal-jurnal bereputasi internasional, tetapi tidak menutup kemungkinan Direktorat Penelitian UGM melayani semua jenis naskah. Sisa kuota di akhir tahun pun terbuka untuk semua civitas akademika yang akan memanfaatkan, baik doesen maupun mahasiswa S1, S2, dan S3.

“Di fakultas itu ngantrinya banyak. Jumlah dosen sampai ratusan belum mahasiswanya S1, S2, S3 ketika masuk untuk uji plagiarisme antrinya panjang banget. Karenanya kami memfasilitasi ketika fakultas tidak bisa mencover yang tidak tertampung. Kadang-kadang load memang tinggi, kami bisa bantu layani,” paparnya.

Ratih bercerita sempat suatu ketika menemukan naskah yang 25 persen tulisan mirip dengan tulisan ilmiah sebelumnya. Artinya diindikasikan seper empat keaslian tulisan tersebut mengadopsi tulisan orang lain di luar tulisannya.

Maka kemudian yang dilakukan adalah memberi saran untuk penulis agar melakukan perbaikan untuk kalimat-kalimat yang terdeteksi kopi paste dari tulisan orang lain. Dengan saran-saran tersebut diharapkan penulis mau memperbaiki tulisan agar tidak mengarah plagiarism.

“Kita berusaha memfasilitasi secara maksimal dengan keteraksesannya 100 persen dengan harapan semua kuota terpakai. Karenanya jangan ragu-ragu mengontak kami agar jumlah jurnal bereputasi internasional meningkat,” imbuhnya.

Adapun beberapa ketentuan untuk Layanan Plagiarism Check antara lain penerima bantuan adalah dosen, peneliti/tenaga kependidikan (PNS atau non-PNS Tetap SK Rektor) dan mahasiswa pascasarjana (S2/S3). Memiliki manuskrip yang akan dipublikasikan di jurnal/prosiding internasional bereputasi (Scopus/WoS).

Manuskrip yang diajukan adalah manuskrip yang ditulis oleh pengusul dengan mencantumkan nama UGM sebagai afiliasinya. Pengusul adalah penulis pertama (first author) atau corresponding author tunggal. Pengusul mahasiswa harus mencantumkan nama dosen UGM pada tim penulis.

Satu judul manuskrip hanya dapat diajukan maksimal dua kali pengecekan. Pengusul dosen memiliki akun SINTA dan SISTER yang telah diverifikasi dan diperbarui dan pengajuan usulan baru oleh pengusul yang sama akan masuk daftar antrean hingga manuskrip yang diajukan sebelumnya telah selesai diproses.

Penulis : Agung Nugroho

Leave A Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

*

Accessibility Toolbar