Najwa Shihab: Kemampuan Berpikir Kritis Jadi Kunci saat Menerima dan Memilah Informasi

Presenter sekaligus Jurnalis senior, Najwa Shihab, membagikan pengalaman dan wawasan yang mendalam mengenai peran penting jurnalisme dalam membentuk opini publik dan menggerakkan perubahan sosial. Dalam rangkaian workshop #GenerasiCampus Roadshow di Universitas Gadjah Mada (UGM), Selasa (10/9), di Fisipol UGM, Najwa memperkenalkan konsep jurnalisme berdampak, yaitu jurnalisme yang tidak hanya berfokus pada pelaporan peristiwa, tetapi juga memiliki pengaruh langsung dalam mempengaruhi kebijakan publik dan kesadaran masyarakat. Menurutnya, kemampuan berpikir kritis menjadi kunci utama dalam memilah dan mengolah informasi yang diterima di era informasi yang cepat dan terus berkembang.

Najwa menjelaskan bahwa kemampuan berpikir kritis tidak hanya penting bagi jurnalis, tetapi juga bagi masyarakat luas dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Menurutnya, keputusan apapun yang diambil seseorang akan lebih baik jika didasarkan pada informasi yang kredibel dan diverifikasi dengan baik. “Pilihan apapun yang kita ambil, kalau didasarkan pada informasi yang kredibel, itu akan membuat hidup kita lebih berkualitas. Karena itulah jurnalisme sangat penting; wartawan harus mampu menyampaikan informasi yang akurat sehingga publik dapat membuat keputusan dan tindakan yang dapat meningkatkan kualitas hidup mereka serta mempertahankan keberlangsungan hidup mereka,” paparnya dalam sesi tersebut.

Dalam workshop tersebut, Najwa juga memperkenalkan contoh konsep jurnalisme berdampak, seperti mengulas investigasi yang dilakukan oleh tim jurnalis di Narasi, platform media yang didirikannya yang berhasil membongkar berbagai kasus besar yang mengguncang opini publik.

Namun begitu, salah satu hal penting yang dibahas adalah tentang peran jurnalisme dalam agenda setting, yakni menentukan isu-isu yang perlu mendapatkan perhatian publik. Najwa menceritakan salah satu kasus ketika media, termasuk Narasi, secara serentak mengangkat isu Garuda Biru, yang bertujuan untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya menolak revisi Undang-Undang Pilkada. “Media secara serentak memenuhi timeline dengan peringatan ‘Garuda Biru’. Lalau kesadaran publik terbentuk dalam sehari, dan revisi Undang-Undang Pilkada bisa kemudian digagalkan karena desakan massa,” jelas Najwa, menyoroti kekuatan jurnalisme dalam membentuk opini publik secara masif dan cepat.

Selain kemampuan berpikir kritis, Najwa juga menekankan pentingnya berpikir kreatif dalam dunia jurnalisme. Menurutnya, tugas seorang jurnalis tidak hanya melaporkan fakta, tetapi juga membuat hal-hal penting menjadi menarik bagi audiens. Dalam konteks ini, kreativitas sangat diperlukan agar berita yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat. “Tugas jurnalis adalah membuat hal-hal yang penting menjadi menarik, sehingga orang lain menyadari bahwa hal tersebut penting,” ungkapnya.

Di akhir sesi, Najwa Shihab berpesan kepada para mahasiswa yang hadir untuk terus mengasah kemampuan berpikir kritis dan kreatif dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks. Ia juga mengajak mereka untuk tidak takut mengeksplorasi dunia jurnalisme yang penuh tantangan, namun juga memberi kesempatan besar untuk berkontribusi dalam perubahan sosial yang lebih baik.

Penulis: Rahma Khoirunnisa

Editor: Gusti Grehenson

Foto: Instagram/najwashihab

Leave A Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

*

Accessibility Toolbar