Universitas Gadjah Mada berkomitmen melaksanakan Sistem Informasi Manajemen Risiko (SIMR) dalam mendukung perbaikan tata kelola yang fleksibel dan mampu mengidentifikasi serta mengelola risiko dengan baik. Hal itu disampaikan oleh Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med., Ed., Sp.OG (K), Ph.D., dalam workshop bertajuk “Implementasi Sistem Informasi Manajemen Risiko (SIMR)” yang diikuti oleh sejumlah Dekan, Wakil Dekan beserta Staf Pendamping, Kamis (15/8) di Ruang Multimedia I, Gedung Pusat UGM.
Ova menyampaikan apresiasinya kepada para jajaran Dekan, Wakil Dekan, dan seluruh jajaran Unit Kerja yang aktif dalam mendukung implementasi sistem informasi ini. “UGM berkomitmen menciptakan tata kelola yang fleksibel, mampu mengidentifikasi, mengenali, dan mengurangi terjadinya risiko, serta menggunakan sistem manajemen risiko sebagai bahan yang berharga dalam penyempurnaan tata kelola universitas,” ujarnya.
Konsultan dan Trainer Manajemen Risiko dari Lembaga Risk Workshop International (RWI) Drs. Deddy Jacobus, M.B.A. mengatakan implementasi Manajemen Risiko di UGM telah memasuki fase Go Live SIMR. Tahapan pada bulan Agustus ini juga mencakup pelatihan teknis implementasi dan penggunaan SIMR. Nantinya di bulan September akan dilakukan tahapan pengembangan lebih lanjut terhadap SIMR berdasarkan hasil dari saran dan masukan pada workshop ini. “Kita harapkan dari berbagai pelatihan ini makan membantu UGM dalam membuat profil risiko dari tingkat fakultas, sekolah dan seluruh unit kerja di lingkungan universitas menggunakan sistem informasi yang terintegrasi,” paparnya.
Menurutnya penerapan SIMR diharapkan sesegera mungkin dapat mendukung digitalisasi data, sehingga pengelolaan data, pengambilan keputusan, akan terlaksana dengan lebih optimal. Deddy menekankan bahwa implementasi ini merupakan lompatan yang signifikan bagi UGM. “Saat proses perancangan hingga dibuatnya alat ini dilaksanakan dalam waktu yang relatif singkat, menunjukkan komitmen yang kuat dan optimal dari para pimpinan universitas,” paparnya.
Deddy kemudian menjelaskan tentang peran penting berbagai organ pengelola risiko dalam SIMR UGM. Struktur peran tersebut meliputi Ultimate Risk Owner, Risk Owner, Risk Champion, Risk Officer, dan System Owner diurutkan dari unit yang paling tinggi di tingkat universitas. Terdapat juga enam aktivitas utama dalam penggunaan SIMR, antara lain pengisian risiko unit kerja, prioritas risiko, pembuatan usulan, menetapkan dan menyetujui risiko, lanjutan penetapan dan penyetujuan, serta monitoring. Menurutnya implementasi sistem informasi manajemen risiko ini sangat bergantung peran masing-masing unit, sehingga diharapkan dapat cermat dan teliti selama proses aktivitas penggunaan SIMR.
Dalam akhir pemaparannya, Deddy menyampaikan harapannya bahwa dengan adanya workshop semacam ini dapat menyusun taksonomi risiko yang lebih lengkap dan terintegrasi dalam SIMR. “Taksonomi ini akan menjadi acuan penting dalam pengelolaan risiko dan menjadi langkah penting dalam menciptakan lingkungan yang aman dan terkendali di UGM,” pungkasnya.
Penulis: Lintang
Editor: Gusti Grehenson