UGM menyatakan komitmennya dalam upaya mendukung mitigasi perubahan iklim akibat pemanasan global karena emisi gas rumah kaca. Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Rektor UGM Bidang Pendidikan, Pengajaran dan Kemahasiswaan, Prof. Dr.Ir. Djagal Wiseso Marseno, M.Agr., dalam acara Sosialisasi Indonesia’s Forest and Other Land Use Net Sink (IFNET) 2030 yang berlangsung di Balai Senat UGM, Senin (27/6).
“UGM dengan 280 prodi yang dimiliki akan mendukung penuh aksi mitigasi perubahan iklim dalam bidang kehutanan dan area penggunaan lain,” tegasnya.
Universitas Gadjah Mada akan mendorong terbentuknya komisi etik penelitian yang memiliki akreditasi dan bersertifikasi internasional. Komisi etik ini akan dikembangkan di setiap masing-masing rumpun ilmu yang ada di lingkungan UGM. “Tahun ini kita akan ajukan akreditasi komisi etik penelitian agar semakin terpercaya dan terstandar sehingga menjamin subjek penelitian dan para penelitinya,” kata Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UGM, drg. Ika Dewi Ana, M.Kes, Ph.D., dalam bincang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang bertajuk Prinsip Etik dalam Penelitian, Selasa (14/6).
Rektor UGM, Prof.dr.Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D., akan mendeklarasikan UGM sebagai kampus yang bebas dari adanya tindak kekerasan (zero tolerance for violence) terutama kekerasan seksual. Salah satu aktivitas sebagai bagian dari deklarasi Kampus bebas kekerasan adalah disosialisasikannya kampus anti kekerasan ini di hadapan 6.250 mahasiswa yang akan mendapatkan pembekalan KKN secara daring, Sabtu (11/6).
Komitmen ini nantinya akan ditindaklanjuti dengan adanya sosialisasi secara masif kepada seluruh sivitas kampus. Ova menjelaskan bahwa sejak tahun 2019 lalu, UGM telah melakukan sejumlah upaya penanganan dan manajemen terhadap kekerasan di lingkungan kampus. Selanjutnya, komitmen ini dipertegas dengan Peraturan Rektor UGM Nomor 1 Tahun 2020 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual oleh Masyarakat UGM yang terbit setahun sebelum Permendikbudristek Nomor 30/2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Perguruan Tinggi. Peraturan Rektor UGM ini akan terus disinkronkan dengan Permendikbudristek.
Direktur Pengabdian kepada Masyarakat UGM, Prof. Ir. Irfan Dwidya Prijambada, M.Eng., Ph.D, menyatakan bahwa UGM berkomitmen untuk mendukung desa dalam upaya peningkatan kualitas layanan informasi publik.
Komitmen ini salah satunya ditunjukkan dengan penyelenggaraan Webinar Layanan Informasi Publik Desa bagi para Camat, Kepala Desa, Lurah, dan pengelola layanan informasi publik desa lokasi KKN-PPM UGM.
“PPID UGM dan kami merasa perlu dilakukan sosialisasi layanan informasi publik supaya memberi kemanfaatan bagi teman-teman dalam mengelola desa, dimulai dari desa yang menjadi tempat mahasiswa KKN,” ucapnya.
Universitas Gadjah Mada membuka peluang kerja sama dengan industri dalam rangka mendukung kegiatan magang bersertifikat dan studi independen bersertifikat dari program Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka, Kemendikbud-Ristek RI, sehingga bisa meningkatkan kompetensi dan mempercepat penyerapan lulusan di dunia kerja. Hal itu mengemuka dalam hasil diskusi Monitoring dan Evaluasi Mitra Kerja Sama Dalam Negeri UGM kategori Industri, Rumah Sakit, Yayasan dan Organisasi, Kamis (28/10). Beberapa ratusan mitra UGM yang ikut hadir diantaranya perwakilan dari berbagai perusahaan BUMN, perbankan, industri swasta, berbagai rumah sakit hingga yayasan filantropi.
Tiga peneliti UGM yaitu Prof. Dr. Abdul Rohman, S.F., Apt., M.Si., Prof. Dr. rer. nat. Muh Aris Marfai, S.Si., M.Sc., dan Prof. Ahmad Maryudi, S.Hut.,M.For., Ph.D., masuk Top 2% World Ranking Scientists 2021.
Ketiganya masuk dalam daftar 2 persen peneliti teratas tingkat dunia tahun 2021 dari hasil pemeringkatan yang dilakukan oleh peneliti dari Standford University, Prof. John Ioannidis bersama Jeroen Baas dan Kevin Boyack yang dirilis pada 20 Oktober 2021. Dalam daftar tersebut menampilkan lebih dari 100.000 ilmuwan yang karyanya banyak dikutip para peneliti lain di dunia sehingga menjadikan mereka sebagai peneliti paling berpengaruh di dunia.
Tingkat kemiskinan di Indonesia mengalami peningkatan sejak pandemi COVID-19. Hal tersebut salah satunya akibat banyak orang kehilangan pekerjaan atau menjadi pengangguran. Tingkat pengangguran di Indonesia mencapai 8,75 juta orang. Lebih dari itu, banyak pengangguran adalah pemuda di usia produktif. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik BPS pada Februari 2021, jumlah Tingkat Pengangguran Terbuka penduduk dengan usia 20-24 tahun sebesar 17,66%, sedangkan usia 25-29 mencapai 9,27%.
Melihat kondisi tersebut, Dosen Fakultas Peternakan UGM, Dr. Muhsin Al Anas, menginisiasi program Ayo Angon. Kata Angon sendiri berasal dari bahasa Jawa yang artinya mengembala. Ajakan untuk menggembala ini merupakan program pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan di bidang peternakan. “Tujuan utama dari program ini adalah masyarakat atau pemuda dapat memiliki bisnis di bidang peternakan. Selain itu, juga menumbuhkan ketertarikan pemuda untuk menjadi peternak sehingga menjadi solusi permasalahan terkait jumlah peternak yang setiap tahun semakin berkurang,” kata Muhsin kepada wartawan, Rabu (27/10).
UGM sebagai PTN-BH memiliki tugas mengembangkan universitas baik dalam bidang akademik maupun non akademik. Saat ini universitas dituntut untuk agile dan fleksibel sebagai sebuah organisasi. Dalam praktiknya, proses monitoring pelaksanaan program merupakan hal yang krusial.
“Saat ini kami meluncurkan sistem manajemen kinerja pegawai PERFORMA+ UGM yang merupakan suatu sistem untuk mengakomodasikan manajemen kinerja pegawai,” ujar Supriyadi, M.Sc., Ph.D., CA., Ak., Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Keuangan, dan Sistem Informasi, dalam Peluncuran dan Sosialisasi Manajemen Kinerja Pegawai dan Aplikasi PERFORMA+ UGM pada Rabu (27/10).