UGM Perkuat Diri Sebagai Kampus Inklusif Bagi Masyarakat Rentan Secara Geografis

UGM terus memperkuat diri sebagai kampus inklusif dengan membuka akses pendidikan bagi seluruh masyarakat Indonesia termasuk yang memiliki kerentanan secara ekonomi, sosial, serta geografis. Salah satu komitmen tersebut diwujudkan melalui program inklusivitas berbasis geografis dengan penerimaan mahasiswa baru melalui jalur seleksi Penelusuran Bibit Unggul (PBU) bagi putra putri daerah terbaik di luar Pulau Jawa.

Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran, Prof.Dr. Wening Udasmoro, S.S., M.Hum., DEA., menegaskan kembali komitmen UGM menjadi kampus inklusif. Persoalan inklusivitas telah tertuang dalam Rencana Strategis (renstra) Rektor UGM 2022-2027 yang menyebutkan UGM sebagai kampus inklusif dan menghargai keberagaman termasuk bagi masyarakat di luar Pulau Jawa yang rentan secara geografis.

“Program penerimaan jalur PBU secara geografis ini merupakan bentuk komitmen UGM untuk pengembangan SDM di luar Jawa atau penguatan wilayah yang rentan secara geografis,” terangnya, Jumat (14/4).

Wening menjelaskan bahwa UGM bekerja sama dengan pemerintah daerah (pemda) dan Kagama dalam pelaksanaan program ini. Program baru ini mendapatkan respons yang cukup positif dari daerah.

“Saat ini sudah ada empat pemda yang menunjukkan komitmen kuat yaitu Bengkulu, Riau, NTT, dan Kalimantan Utara. Masing-masing daerah rata-rata menganggarkan sekitar 10-20 mahasiswa untuk ikut dalam seleksi jalur PBU berbasis geografis UGM,” ungkapnya.

Melalui program seleksi penerimaan mahasiswa baru jalur PBU berbasis geografis tersebut, dikatakan Wening, UGM dan pemerintah daerah bersama-sama mengembangkan SDM. Tak hanya dalam bidang pendidikan saja, UGM juga berkontribusi dalam bidang penelitian dan pengabdian masyarakat.

“Jadi, daerah-daerah nantinya tidak hanya mengirim putra putri daerahnya untuk kuliah di UGM saja, namun menjadi tempat untuk UGM berkontribusi lebih banyak lagi lewat penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Nantinya para mahasiswa akan dikirimkan ke daerah, terlibat membangun kembali daerahnya ,” paparnya.

Wening mengatakan pada tahun ini UGM menyediakan kuota bagi sekitar 100 putra putri daerah yang bisa mengikuti program seleksi penerimaan mahasiswa baru jalur PBU berbasis geografis ini. Ia berharap nantinya ada banyak masyarakat yang dapat diterima melalui jalur seleksi ini dan kedepannya bisa terus meningkat.

Dalam upaya menjaring putra putri terbaik daerah UGM melibatkan Kagama dalam membangun komunikasi dengan pemerintah daerah terkait proses seleksi penerimaan mahasiswa baru di UGM. Harapannya di tahun ajaran mendatang ada lebih banyak pemernitah daerah yang menujukkan komitmen serius dalam mengikuti program seleksi mahasiswa baru melalui jalur ini.

 

Penulis: Ika

Foto: Firsto

Leave A Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

*

Accessibility Toolbar